Jah is God ... God is most beautiful and most perfect ... and Fun With Jah is the people ... People who tried to become beautiful and perfect ...

Lijit Search Wijit

Reggae Bersalah???

Setelah melihat perkembangan musik reggae di indonesia yang bisa dibilang sangat pesat dan semakin menjamur sampai ke seluruh peloksok negeri ini, kita bisa sedikit berbangga hati dengan diterimanya musik perlawanan yang sarat akan pesan cinta dan damai ini di bumi indonesia. Akan tetapi tugas kita belum selesai sampai di sini saja. Kita harus bisa membuktikan reggae secara substansial dan bukan secara kemasan (prosedural) saja.

Prosedur adalah sebuah tata cara aturan yang diperlukan dalam sebuah proses terbentuk dari kesepakatan dan aturan yang ada. Sedangkan prosedural berarti melakukan semua tindakan berdasarkan pada aturan yang ada (tampak) saja. Dalam perkembangan ruang dan waktu Proseduralpun mempunyai dua pemahaman yang berbeda, yakni Prosedural yang kontekstual dan tekstual. Prosedural kontekstual sesungguhnya adalah mengikuti tata aturan yang telah ditetapkan yang bertujuan untuk kemaslahatan semua. Sedang prosedural yang dipahami secara tekstual berarti melakukan semua hal apapun yang pernah dilakukan orang terdahulu sebagai dasar sebuah cara pandang, aturan atau pola fikir tanpa melihat essensi dan nilai yang terkandung dan tersirat di dalamnya.

Kita harus mengenalkan filosofi yang dibawa musik ini damai menyebarkan semangat persatuan dan kedamaian di muka bumi khususnya di indonesia. Reggae, rasta dan rebel music adalah unsur yang tidak bisa kita lepaskan dalam mengusung semua ini, inilah yang membuat reggae bisa diterima di seluruh dunia termasuk di bumi nusantara.

Pesona musik yang kaya dengan nilai yang luhur dan mulia ini nampaknya sering membuat kita semakin terpesona dengan kegagahan dan keindahan reggae sendiri sampai akhirnya kita malah diperbudak dengan semua hal yang berkaitan dengan gimbal dan reggae, padahal reggae tak harus gimbal dan gimbal tak mesti reggae. Pemahan yang hanya berpaku pada proseduralitas tanpa melihat essensi dan filosofis semua yang ada maka, akan semakin membuat rapuh semua kejayaan reggae dimata dunia.

Semangat reggae identik dengan perlawanan, perlawanan terhadap penindasan, monopoli, rasis dan diktatorian. Walaupun di dalamnya selalu ada saja hal ekstrim untuk bisa mewujudkan semua itu. Misalkan membagi-bagikan daun ganja untuk para budak di jamaika dalam doktrinasi dan agitasi, atau bersama-sama menghisapnya disela perjuangan kita melawan penindasan, dsb. Akan tetapi itu semua terjadi karena ada hal yang mendesak (urgently) dan bukan pada hal wajar. Jangan sampai kita menjadikan hal yang terjadi sebagai kelalaian kita itu menjadi sebuah tradisi bahkan menjadi sebuah ritual yang wajib dilakukan dan seolah menjadi sebuah prosedur bagi semua rastaman (pecinta reggae) di indonesia.

Citra dan kesan yang muncul pada awal pertemuan akan memunculkan stigma yang melekat dan susah untuk dihilangkan, jika kita tetap terus mengikuti semua prosedural yang menyimpang (tekstuil) tersebut itu maka semakin buruk dan jeleklah citra kita di mata dunia terlebih bagi mereka yang baru mengenal reggae...

2 komentar:

joni mengatakan...

reggae hanyalah musik, semua orang punya penilai awal yang beragam man yang didominasi dari mata gelapnya saja, dan makhluk hidup itu mengalami proses,

reggae is reggae man, yang paling penting adalah persahabatan

Chrisna A. Purnama mengatakan...

yeah man...jd dah sangat jelas..reggae ga bisa di salahin...manusia di dalamnyalah yg lbh bertangung jawab memelihara, dan membuat reggae bisa disejajarkan dg ilmu lain..haha..Jah up..jah up...

Posting Komentar